Pages

Jumat, 01 Juli 2011

Saudariku, apa yang menghalangimu untuk berjilbab?

Saudariku…
Seorang mukmin dengan mukmin lain ibarat cermin. Bukan cermin yang memantulkan bayangan fisik, melainkan cermin yang menjadi refleksi akhlak dan tingkah laku. Kita dapat mengetahui dan melihat kekurangan kita dari saudara seagama kita. Cerminan baik dari saudara kita tentulah baik pula untuk kita ikuti. Sedangkan cerminan buruk dari saudara kita lebih pantas untuk kita tinggalkan dan jadikan pembelajaran untuk saling memperbaiki.
Saudariku…
Tentu engkau sudah mengetahui bahwa Islam mengajarkan kita untuk saling mencintai. Dan salah satu bukti cinta Islam kepada kita –kaum wanita– adalah perintah untuk berjilbab. Namun, kulihat engkau masih belum mengambil “kado istimewa” itu. Kudengar masih banyak alasan yang menginap di rongga-rongga pikiran dan hatimu setiap kali kutanya, “Kenapa jilbabmu masih belum kau pakai?” Padahal sudah banyak waktu kau luangkan untuk mengkaji ayat-ayat Al-Qur’an dan hadits-hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang perintah jilbab. Sudah sekian judul buku engkau baca untuk memantapkan hatimu agar segera berjilbab. Juga ribuan surat cinta dari saudarimu yang menginginkan agar jilbabmu itu segera kau kenakan. Lalu kenapa, jilbabmu masih terlipat rapi di dalam lemari dan bukan terjulur untuk menutupi dirimu?
Mengapa Harus Berjilbab?
Mungkin aku harus kembali mengingatkanmu tentang alasan penting kenapa Allah Subhanahu wa Ta’ala menurunkan perintah jilbab kepada kita –kaum Hawa- dan bukan kepada kaum Adam. Saudariku, jilbab adalah pakaian yang berfungsi untuk menutupi perhiasan dan keindahan dirimu, agar dia tidak dinikmati oleh sembarang orang. Ingatkah engkau ketika engkau membeli pakaian di pertokoan, mula-mula engkau melihatnya, memegangnya, mencobanya, lalu ketika kau jatuh cinta kepadanya, engkau akan meminta kepada pemilik toko untuk memberikanmu pakaian serupa yang masih baru dalam segel. Kenapa demikian? Karena engkau ingin mengenakan pakaian yang baru, bersih dan belum tersentuh oleh tangan-tangan orang lain. Jika demikian sikapmu pada pakaian yang hendak engkau beli, maka bagaimana sikapmu pada dirimu sendiri? Tentu engkau akan lebih memantapkan ’segel’nya, agar dia tetap ber’nilai jual’ tinggi, bukankah demikian? Saudariku, izinkan aku sedikit mengingatkanmu pada firman Rabb kita ‘Azza wa Jalla berikut ini,
“Katakanlah kepada wanita-wanita beriman: ‘Hendaklah mereka menahan pandangan mereka, dan memelihara kemaluan mereka, dan janganlah mereka menampakkan perhiasan mereka kecuali yang (biasa) nampak daripadanya.’” (Qs. An-Nuur: 31)
Dan firman-Nya,
“Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin, ‘Hendaklah mereka menjulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.’ Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenali, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Qs. Al-Ahzaab: 59)
Saudariku tercinta, Allah tidak semata-mata menurunkan perintah jilbab kepada kita tanpa ada hikmah dibalik semuanya. Allah telah mensyari’atkan jilbab atas kaum wanita, karena Allah Yang Maha Mengetahui menginginkan supaya kaum wanita mendapatkan kemuliaan dan kesucian di segala aspek kehidupan, baik dia adalah seorang anak, seorang ibu, seorang saudari, seorang bibi, atau pun sebagai seorang individu yang menjadi bagian dari masyarakat. Allah menjadikan jilbab sebagai perangkat untuk melindungi kita dari berbagai “virus” ganas yang merajalela di luar sana. Sebagaimana yang pernah disabdakan oleh Abul Qasim Muhammad bin ‘Abdullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, yang artinya,
“Wanita itu adalah aurat, jika ia keluar rumah, maka syaithan akan menghiasinya.” (Hadits shahih. Riwayat Tirmidzi (no. 1173), Ibnu Khuzaimah (III/95) dan ath-Thabrani dalam Mu’jamul Kabiir (no. 10115), dari Shahabat ‘Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhuma)
Saudariku, berjilbab bukan hanya sebuah identitas bagimu untuk menunjukkan bahwa engkau adalah seorang muslimah. Tetapi jilbab adalah suatu bentuk ketaatanmu kepada Allah Ta’ala, selain shalat, puasa, dan ibadah lain yang telah engkau kerjakan. Jilbab juga merupakan konsekuensi nyata dari seorang wanita yang menyatakan bahwa dia telah beriman kepada Allah Ta’ala dan Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam. Selain itu, jilbab juga merupakan lambang kehormatan, kesucian, rasa malu, dan kecemburuan. Dan semua itu Allah jadikan baik untukmu. Tidakkah hatimu terketuk dengan kasih sayang Rabb kita yang tiada duanya ini?
“Aku Belum Berjilbab, Karena…”
1. “Hatiku masih belum mantap untuk berjilbab. Jika hatiku sudah mantap, aku akan segera berjilbab. Lagipula aku masih melaksanakan shalat, puasa dan semua perintah wajib kok..”
Wahai saudariku… Sadarkah engkau, siapa yang memerintahmu untuk mengenakan jilbab? Dia-lah Allah, Rabb-mu, Rabb seluruh manusia, Rabb alam semesta. Engkau telah melakukan berbagai perintah Allah yang berpangkal dari iman dan ketaatan, tetapi mengapa engkau beriman kepada sebagian ketetapan-Nya dan ingkar terhadap sebagian yang lain, padahal engkau mengetahui bahwa sumber dari semua perintah itu adalah satu, yakni Allah Subhanahu wa Ta’ala?
Seperti shalat dan amalan lain yang senantiasa engkau kerjakan, maka berjilbab pun adalah satu amalan yang seharusnya juga engkau perhatikan. Allah Ta’ala telah menurunkan perintah hijab kepada setiap wanita mukminah. Maka itu berarti bahwa hanya wanita-wanita yang memiliki iman yang ridha mengerjakan perintah ini. Adakah engkau tidak termasuk ke dalam golongan wanita mukminah?
Ingatlah saudariku, bahwa sesungguhnya keadaanmu yang tidak berjilbab namun masih mengerjakan amalan-amalan lain, adalah seperti orang yang membawa satu kendi penuh dengan kebaikan akan tetapi kendi itu berlubang, karena engkau tidak berjilbab. Janganlah engkau sia-siakan amal shalihmu disebabkan orang-orang yang dengan bebas di setiap tempat memandangi dirimu yang tidak mengenakan jilbab. Silakan engkau bandingkan jumlah lelaki yang bukan mahram yang melihatmu tanpa jilbab setiap hari dengan jumlah pahala yang engkau peroleh, adakah sama banyaknya?
2. “Iman kan letaknya di hati. Dan yang tahu hati seseorang hanya aku dan Allah.”
Duhai saudariku…Tahukah engkau bahwa sahnya iman seseorang itu terwujud dengan tiga hal, yakni meyakini sepenuhnya dengan hati, menyebutnya dengan lisan, dan melakukannya dengan perbuatan?
Seseorang yang beramal hanya sebatas perbuatan dan lisan, tanpa disertai dengan keyakinan penuh dalam hatinya, maka dia termasuk ke dalam golongan orang munafik. Sementara seseorang yang beriman hanya dengan hatinya, tanpa direalisasikan dengan amal perbuatan yang nyata, maka dia termasuk kepada golongan orang fasik. Keduanya bukanlah bagian dari golongan orang mukmin. Karena seorang mukmin tidak hanya meyakini dengan hati, tetapi dia juga merealisasikan apa yang diyakininya melalui lisan dan amal perbuatan. Dan jika engkau telah mengimani perintah jilbab dengan hatimu dan engkau juga telah mengakuinya dengan lisanmu, maka sempurnakanlah keyakinanmu itu dengan bersegera mengamalkan perintah jilbab.
3. “Aku kan masih muda…”
Saudariku tercinta… Engkau berkata bahwa usiamu masih belia sehingga menahanmu dari mengenakan jilbab, dapatkah engkau menjamin bahwa esok masih untuk dirimu? Apakah engkau telah mengetahui jatah hidupmu di dunia, sehingga engkau berkata bahwa engkau masih muda dan masih memiliki waktu yang panjang? Belumkah engkau baca firman Allah ‘Azza wa Jalla yang artinya,
“Kamu tidak tinggal (di bumi) melainkan sebentar saja, jika kamu sesungguhnya mengetahui.” (Qs. Al-Mu’minuun: 114)
“Pada hari mereka melihat adzab yang diancam kepada mereka, (mereka merasa) seolah-olah tidak tinggal (di dunia) melainkan sesaat pada siang hari. (Inilah) waktu pelajaran yang cukup.” (Qs. Al-Ahqaaf: 35)
Tidakkah engkau perhatikan tetanggamu atau teman karibmu yang seusia denganmu atau di bawah usiamu telah menemui Malaikat Maut karena perintah Allah ‘Azza wa Jalla? Tidakkah juga engkau perhatikan si fulanah yang kemarin masih baik-baik saja, tiba-tiba menemui ajalnya dan menjadi mayat hari ini? Tidakkah semua itu menjadi peringatan bagimu, bahwa kematian tidak hanya mengetuk pintu orang yang sekarat atau pun orang yang lanjut usia? Dan Malaikat Maut tidak akan memberimu penangguhan waktu barang sedetik pun, ketika ajalmu sudah sampai. Setiap hari berlalu sementara akhiratmu bertambah dekat dan dunia bertambah jauh. Bekal apa yang telah engkau siapkan untuk hidup sesudah mati? Ketahuilah saudariku, kematian itu datangnya lebih cepat dari detak jantungmu yang berikutnya. Jadi cepatlah, jangan sampai terlambat…
4. “Jilbab bikin rambutku jadi rontok…”
Sepertinya engkau belum mengetahui fakta terbaru mengenai ‘canggih’nya jilbab. Dr. Muhammad Nidaa berkata dalam Al-Hijaab wa Ta’tsiruuha ‘Ala Shihhah wa Salamatus Sya’ri tentang pengaruh jilbab terhadap kesehatan dan keselamatan rambut,
“Jilbab dapat melindungi rambut. Penelitian dan percobaan telah membuktikan bahwa perubahan cuaca dan cahaya matahari langsung akan menyebabkan hilangnya kecantikan rambut dan pudarnya warna rambut. Sehingga rambut menjadi kasar dan berwarna kusam. Sebagaimana juga udara luar (oksigen) dan hawa tidaklah berperan dalam pertumbuhan rambut. Karena bagian rambut yang terlihat di atas kepala yang dikenal dengan sebutan batang rambut tidak lain adalah sel-sel kornea (yang tidak memiliki kehidupan). Ia akan terus memanjang berbagi sama rata dengan rambut yang ada di dalam kulit. Bagian yang aktif inilah yang menyebabkan rambut bertambah panjang dengan ukuran sekian millimeter setiap hari. Ia mendapatkan suplai makanan dari sel-sel darah dalam kulit.
Dari sana dapat kita katakan bahwa kesehatan rambut bergantung pada kesehatan tubuh secara umum. Bahwa apa saja yang mempengaruhi kesehatan tubuh, berupa sakit atau kekurangan gizi akan menyebabkan lemahnya rambut. Dan dalam kondisi mengenakan jilbab, rambut harus dicuci dengan sabun atau shampo dua atau tiga kali dalam sepekan, menurut kadar lemak pada kulit kepala. Maksudnya apabila kulit kepala berminyak, maka hendaklah mencuci rambut tiga kali dalam sepekan. Jika tidak maka cukup mencucinya dua kali dalam sepekan. Jangan sampai kurang dari kadar ini dalam kondisi apapun. Karena sesudah tiga hari, minyak pada kulit kepala akan berubah menjadi asam dan hal itu akan menyebabkan patahnya batang rambut, dan rambut pun akan rontok.” (Terj. Banaatunaa wal Hijab hal. 66-67)
5. “Kalau aku pakai jilbab, nanti tidak ada laki-laki yang mau menikah denganku. Jadi, aku pakai jilbabnya nanti saja, sesudah menikah.”
Wahai saudariku… Tahukah engkau siapakah lelaki yang datang meminangmu itu, sementara engkau masih belum berjilbab? Dia adalah lelaki dayyuts, yang tidak memiliki perasaan cemburu melihatmu mengobral aurat sembarangan. Bagaimana engkau bisa berpendapat bahwa setelah menikah nanti, suamimu itu akan ridha membiarkanmu mengulur jilbab dan menutup aurat, sementara sebelum pernikahan itu terjadi dia masih santai saja mendapati dirimu tampil dengan pakaian ala kadarnya? Jika benar dia mencintai dirimu, maka seharusnya dia memiliki perasaan cemburu ketika melihat auratmu terbuka barang sejengkal saja. Dia akan menjaga dirimu dari pandangan liar lelaki hidung belang yang berkeliaran di luar sana. Dia akan lebih memilih dirimu yang berjilbab daripada dirimu yang tanpa jilbab. Inilah yang dinamakan pembuktian cinta yang hakiki!
Maka, jika datang seorang lelaki yang meminangmu dan ridha atas keadaanmu yang masih belum berjilbab, waspadalah. Jangan-jangan dia adalah lelaki dayyuts yang menjadi calon penghuni Neraka. Sekarang pikirkanlah olehmu saudariku, kemanakah bahtera rumah tanggamu akan bermuara apabila nahkodanya adalah calon penghuni Neraka?
6. “Pakai jilbab itu ribet dan mengganggu pekerjaan. Bisa-bisa nanti aku dipecat dari pekerjaan.”
Saudariku… Islam tidak pernah membatasi ruang gerak seseorang selama hal tersebut tidak mengandung kemaksiatan kepada Allah. Akan tetapi, Islam membatasi segala hal yang dapat membahayakan seorang wanita dalam melakukan aktivitasnya baik dari sisi dunia maupun dari sisi akhiratnya. Jilbab yang menjadi salah satu syari’at Islam adalah sebuah penghargaan sekaligus perlindungan bagi kaum wanita, terutama jika dia hendak melakukan aktivitas di luar rumahnya. Maka dengan perginya engkau untuk bekerja di luar rumah tanpa jilbab justru akan mendatangkan petaka yang seharusnya dapat engkau hindari. Alih-alih mempertahankan pekerjaan, engkau malah menggadaikan kehormatan dan harga dirimu demi setumpuk materi.
Tahukah engkau saudariku, siapa yang memberimu rizki? Bukankah Allah -Rabb yang berada di atas ‘Arsy-Nya- yang memerintahkan para malaikat untuk membagikan rizki kepada setiap hamba tanpa ada yang dikurangi barang sedikitpun? Mengapa engkau lebih mengkhawatirkan atasanmu yang juga rizkinya bergantung kepada kemurahan Allah?
Apakah jika engkau lebih memilih untuk tetap tidak berjilbab, maka atasanmu itu akan menjamin dirimu menjadi calon penghuni Surga? Ataukah Allah ‘Azza wa Jalla yang telah menurunkan perintah ini kepada Nabi-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam yang akan mengadzabmu akibat kedurhakaanmu itu? Pikirkanlah saudariku… Pikirkanlah hal ini baik-baik!
7. “Jilbab itu bikin gerah, dan aku tidak kuat kepanasan.”
Saudariku… Panas mentari yang engkau rasakan di dalam dunia ini tidak sebanding dengan panasnya Neraka yang akan kau terima kelak, jika engkau masih belum mau untuk berjilbab. Sungguh, dia tidak sebanding. Apakah engkau belum mendengar firman Allah yang berbunyi,
“Katakanlah: ‘(Api) Neraka Jahannam itu lebih sangat panas. Jika mereka mengetahui.’” (Qs. At-Taubah: 81)
Dan sabda Nabi kita shallallahu ‘alaihi wa sallam yang artinya,
“Sesungguhnya api Neraka Jahannam itu dilebihkan panasnya (dari panas api di bumi sebesar) enam puluh sembilan kali lipat (bagian).” [Hadits shahih. Riwayat Muslim (no. 2843) dan Ahmad (no. 8132). Lihat juga Shahih Al-Jaami' (no. 6742), dari Shahabat Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu]
Manakah yang lebih sanggup engkau bersabar darinya, panasnya matahari di bumi ataukah panasnya Neraka di akhirat nanti? Tentu engkau bisa menimbangnya sendiri…
8. “Jilbab itu pilihan. Siapa yang mau pakai jilbab silakan, yang belum mau juga gak apa-apa. Yang penting akhlaknya saja benar.”
Duhai saudariku… Sepertinya engkau belum tahu apa yang dimaksud dengan akhlak mulia itu. Engkau menafikan jilbab dari cakupan akhlak mulia, padahal sudah jelas bahwa jilbab adalah salah satu bentuk perwujudan akhlak mulia. Jika tidak, maka Allah tidak akan memerintahkan kita untuk berjilbab, karena dia tidak termasuk ke dalam akhlak mulia.
Pikirkanlah olehmu baik-baik, adakah Allah memerintahkan hamba-Nya untuk berakhlak buruk? Atau adakah Allah mengadakan suatu ketentuan yang tidak termasuk dalam kebaikan dan mengandung manfaat yang sangat besar? Jika engkau menjawab tidak ada, maka dengan demikian engkau telah membantah pendapatmu sendiri dan engkau telah setuju bahwa jilbab termasuk ke dalam sekian banyak akhlak mulia yang harus kita koleksi satu persatu. Bukankah demikian?
Ketahuilah olehmu, keputusanmu untuk tidak mengenakan jilbab akan membuat Rabb-mu menjadi cemburu, sebagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda yang artinya,
“Sesungguhnya Allah itu cemburu dan seorang Mukmin juga cemburu. Adapun cemburunya Allah disebabkan oleh seorang hamba yang mengerjakan perkara yang diharamkan oleh-Nya.” [Hadits shahih. Riwayat Bukhari (no. 4925) dan Muslim (no. 2761)]
9. “Sepertinya Allah belum memberiku hidayah untuk segera berjilbab.”
Saudariku… Hidayah Allah tidak akan datang begitu saja, tanpa engkau melakukan apa-apa. Engkau harus menjalankan sunnatullah, yakni dengan mencari sebab-sebab datangnya hidayah tersebut.
Ketahuilah bahwa hidayah itu terbagi menjadi dua, yaitu hidayatul bayan dan hidayatut taufiq. Hidayatul bayan adalah bimbingan atau petunjuk kepada kebenaran, dan di dalamnya terdapat campur tangan manusia. Adapun hidayatut taufiq adalah sepenuhnya hak Allah. Dia merupakan peneguhan, penjagaan, dan pertolongan yang diberikan Allah kepada hati seseorang agar tetap dalam kebenaran. Dan hidayah ini akan datang setelah hidayatul bayan dilakukan.
Janganlah engkau jual kebahagiaanmu yang abadi dalam Surga kelak dengan dunia yang fana ini. Buanglah jauh-jauh perasaan was-wasmu itu. Tempuhlah usaha itu dengan berjilbab, sementara hatimu terus berdo’a kepada-Nya, “Allahummahdini wa saddidni. Allahumma tsabit qolbi ‘ala dinik (Yaa Allah, berilah aku petunjuk dan luruskanlah diriku. Yaa Allah, tetapkanlah hatiku di atas agama-Mu).”
Belajarlah Mencintai Jilbabmu
Duhai jilbab yang masih terlipat,
jadilah perisai dan tabir untuk diriku,
Mengukir simbol kehormatan dan kesucianku,
Menjelmalah laksana rumah berjalan untukku,
Dan kusematkan setangkai cinta untukmu…
Saudariku, jadikanlah jilbab seperti bagian dari dirimu, yang jika tanpanya, engkau merasa tidak sempurna. Jadikanlah dia penutup auratmu yang lebih baik dari sekedar pakaianmu. Jadikanlah dia sebagai lambang rasa malumu yang akan memancarkan wibawamu. Jadikanlah dia sebagai simbol kehormatan dan kesucianmu yang harus engkau jaga sebaik-baiknya. Maka dengan begitu, engkau akan mencintainya tanpa engkau sadari bahwa engkau telah mencintainya.
Yang Cantik yang Berjilbab
Tak ada ajaran yang lebih memuliakan wanita daripada Islam. Dalam Islam, wanita ditempatkan sebagai makhluk yang sangat mulia. Dan Islam sangat menjaga kehormatan juga kesucian seorang wanita. Namun, di belantara fitnah saat ini, wanita yang berkomitmen untuk menjaga kesucian dirinya karena masih menjadi kaum minoritas, seringkali mendapat cemoohan, sindiran, dan cibiran dari kaum mayoritas yang awam. Bahkan, ada yang menyebut dirinya sebagai kaum feminis yang –dengan tidak disadari oleh akal sehatnya– telah menjerumuskan kaum wanita kepada lembah kehinaan yang bersampul keadilan. Wal’iyyadzubillah.
Mereka berteriak-teriak di jalanan, di media-media massa dan elektronik mengenai kesetaraan gender, keadilan terhadap hak asasi manusia, dan harkat serta martabat kaum wanita. Mereka menginginkan para wanita mereka berpakaian seronok supaya diterima oleh masyarakat –yang rusak akalnya–, mereka mencoba mengafiliasi budaya barat dengan budaya timur agar mereka dinobatkan sebagai wanita modern, wanita masa kini, wanita fashionable. Ketahuilah olehmu wahai saudariku, mereka inilah setan berwujud manusia yang pernah disebutkan oleh Allah Ta’ala dalam firman-Nya, artinya,
“Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap Nabi itu musuh, yaitu setan-setan (dari jenis) manusia dan (dari jenis) jin, sebagian mereka membisikkan kepada sebagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu manusia…” (Qs. Al-An’aam: 112)
Allah Ta’ala memaksudkan perkataan yang indah dalam ayat di atas adalah perkataan yang sebenarnya bathil, tetapi pemiliknya menghiasi perkataan tersebut semampunya, kemudian melontarkannya kepada pendengaran orang-orang yang tertipu, sehingga akhirnya mereka terpedaya. (Terj. Ad-Daa’ wa Ad-Dawaa’ hal. 225)
Wanita shalihah yang kecantikannya ibarat mutiara yang terbenam dalam lumpur, masih menjadi kaum minor di kalangan masyarakat yang sudah mulai terpengaruh dengan eksistensi kaum liberal, permisif dan hedonis masa kini. Merekalah para wanita perindu Surga yang selalu nyaman tinggal di istananya. Merekalah para bidadari yang bersembunyi di balik tabir, kain longgar, dan lebarnya kerudung. Ketika orang mendatanginya, ia begitu khawatir jika keindahannya terlihat, dan dia tidak mungkin menjumpai tamunya dalam busana ala kadarnya yang bisa menampakkan ’simpanan berharga’nya. Mereka masih dan akan selalu menjadi misteri bagi para lelaki asing di luar sana. Tetapi mereka berubah bagai bidadari jika bertemu dengan kekasih hati yang telah menjadi suaminya.
Tahukah engkau siapa kekasih hati sang bidadari..?
Hanyalah lelaki shalih yang berani mendamba dirinya dan hanya lelaki shalih yang memiliki nyali mempersuntingnya sekaligus meminangnya menjadi belahan hati. Sedangkan lelaki hidung belang, miskin agama, dan kurang bermoral hanya akan mendekati ‘daging-daging’ yang dijual bebas di pasaran. Para wanita yang menjajakan dirinya di pinggir-pinggir jalan, di mal-mal, di tempat-tempat dugem, dan yang sejenisnya. Sekalipun mereka tidak merasa atau tidak berniat ‘menjual diri’ mereka, akan tetapi pada hakikatnya –jika mereka mau menyadari–, merekalah ‘mangsa’ empuk para serigala manusia yang kelaparan. Maka saudariku, manakah yang lebih engkau sukai, si cantik yang diobral murah? Ataukah si shalihah yang penuh rahasia?
Fenomena Jilbab Gaul, Berpakaian Tapi Telanjang
Belakangan ini, merebak trend jilbab gaul atau kudung gaul. Anggotanya mulai dari anak-anak remaja hingga ibu-ibu yang aktif dalam berbagai kegiatan pengajian. Kalau mereka ditanya, “Jilbab apa ini namanya?” Mereka akan menjawab dengan dengan pede-nya, “Jilbab gaul..!”
Jilbab gaul ini digandrungi karena alasan modisnya. Peminatnya adalah para wanita yang sudah terlanjur berjilbab tapi tetap ingin tampil modis dan trendi. Mereka ingin celana jeans, kaos-kaos ketat dan pakaian-pakaian minim mereka masih bisa terpakai, meskipun mereka sudah berjilbab. Walhasil, para desainer kawakan yang minim akan ilmu agama, mencoba mengotak-atik ketentuan jilbab syar’i dan mewarnainya sesuka hati dengan berkiblat kepada trend mode di wilayah barat. Mereka tidak segan-segan membawakan semboyan, “Jilbab modis dan syar’i” atau “Jilbab muslimah masa kini, modis dan trendi” atau semboyan-semboyan lain yang membuat kacau pikiran dan hati para gadis remaja.
Sekarang, mari kita simak peringatan yang pernah disampaikan oleh Nabi kita shallallahu ‘alaihi wa sallam yang artinya,
“Ada dua golongan penghuni Neraka yang belum pernah aku lihat sebelumnya, yaitu (1, -ed) suatu kaum yang membawa cambuk seperti ekor-ekor sapi betina yang mereka pakai untuk mencambuk manusia; (2,-ed) wanita-wanita yang berpakaian (namun) telanjang, yang kalau berjalan berlenggak-lenggok menggoyang-goyangkan kepalanya lagi durhaka (tidak ta’at), kepalanya seperti punuk-punuk unta yang meliuk-liuk. Mereka tidak akan masuk Surga dan tidak dapat mencium bau wanginya, padahal bau wanginya itu sudah tercium dari jarak sekian dan sekian.” (Hadits shahih. Riwayat Muslim (no. 2128) dan Ahmad (no. 8673). dari jalan Shahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu)
Siapakah itu wanita-wanita yang berpakaian tapi telanjang?
Mereka adalah para wanita yang pakaiannya tipis, transparan dan ketat, sehingga kemolekan tubuhnya terlihat. Mereka berpakaian secara zhahir (nyata), namun sebenarnya mereka bertelanjang. Karena tidak ada bedanya ketika mereka berpakaian maupun ketika mereka tidak berpakaian, sebab pakaian yang mereka kenakan tidak berfungsi sebagaimana mestinya, yakni menutupi aurat. Dan mereka adalah wanita-wanita yang menyimpang dari keta’atan kepada Allah dalam hal menjaga kemaluan serta menutupi diri mereka dari para lelaki yang bukan mahramnya. (Terj. Al-Jannatu Na’iimuhaa wat Thariiqu Ilaiha Jahannamu Ahwaaluhaa wa Ahluhaa hal. 101-103)
Nah saudariku…
Tentu engkau tidak ingin menjadi salah satu wanita yang disebutkan dalam hadits di atas bukan? Tentu engkau ingin menjadi wanita penghuni Surga yang jumlahnya hanya sedikit itu bukan? Jadi jangan sampai kehabisan tempat. Persiapkanlah tempatmu di Surga nanti mulai dari sekarang!
Akhirnya…
Apabila Allah telah mengadakan suatu ketentuan, maka sudah pasti dalam ketentuan itu terkandung kebaikan yang amat besar. Maka dengan meragukan ketentuan dan perintah-Nya, engkau telah melewatkan banyak kebaikan yang seharusnya engkau dapatkan. Coba engkau simak firman Allah yang berbunyi,
“Dan tidaklah patut bagi laki-laki mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan mukminah, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menerapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barang siapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya, maka sungguhlah dia telah sesat dengan kesesatan yang nyata.” (Qs. Al-Ahzab: 36)
Saudariku…
Alasan apapun yang masih tersimpan dihatimu untuk tidak melaksanakan perintah berjilbab ini, janganlah engkau dengarkan dan engkau turuti. Semua itu hanyalah was-was setan yang dihembuskannya ke dalam hati-hati manusia, termasuk ke dalam hatimu. Bersegeralah menuju jalan ketakwaan, karena dengan begitu engkau akan melihat sosok lain yang jauh lebih baik dari dirimu pada hari ini. Engkau akan dengan segera mendapati rentetan kasih sayang Allah yang tidak pernah engkau sangka-sangka sebelumnya. Jadi, apa lagi yang kau tunggu? Bentangkanlah jilbabmu dan tutupilah cantikmu. Belajarlah menghargai dirimu sendiri dengan menjaga jilbabmu, maka dengan begitu orang lain pun akan ikut menghargai dirimu. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda, yang artinya,
“Barang siapa di antara kalian mampu membuat perlindungan diri dari api Neraka meskipun hanya dengan sebiji kurma, maka lakukanlah.” (Hadits shahih. Lihat Shahih Al-Jaami’ (no. 6017). Dari jalan ‘Adi bin Hatim radhiyallahu ‘anhu)
Demikianlah saudariku…
Ku susun risalah ini sebagai bentuk kasih sayang terhadapmu sembari terus berdo’a semoga Allah membuka hatimu untuk menerima ‘kado istimewa’ ini dengan ikhlas. Bukan karena apa maupun karena siapa, tapi karena semata-mata engkau mengharapkan keridhaan Allah ‘Azza wa Jalla terhadap dirimu. Semoga risalah yang hanya mengharap Wajah Allah ini dapat mengetuk pintu yang tertutup dan membangunkan nurani yang lama tertidur lelap, sehingga membangkitkan semangat untuk bersegera menuju ketaatan kepada Allah. Semoga Allah memasukkan dirimu, diriku, dan seluruh kaum muslimin yang berpegang teguh dalam tali agama Allah ke dalam golongan orang-orang yang ditunjuki jalan yang lurus.
Wallahul musta’an.

Tips Merawat Rambut Berjilbab

Rambut berjilbab butuh perawatan yang berbeda. Beberapa kerusakan rambut yang umum dikeluhkan adalah rambut terlalu berminyak, kerontokan dan ketombe. Sebenarnya, ada beberapa tips mudah sehingga rambut yang diamanahkanNya untuk ditutup ini akan tetap sehat dan indah.
Berikut adalah tips-tips untuk para akhwat yang berjilbab..
Semoga bermanfaat ya.. ^_^
1. Keramas secara teratur
  • Cucilah rambut dengan teratur minimal dua sampai tiga hari sekali. 
  • Gunakan sampo dari bahan alami dan  sesuaikan dengan jenis rambut Anda. Bisa juga menggunakan sampo yang mengandung sari lidah buaya karena berkhasiat memperbaiki pertumbuhan rambut dan mengurangi kerontokan.
  • Khusus untuk rambut yang lepek/berminyak, gunakan sampo bersifat lembut  yang aman dipakai setiap hari dan bilas dengan air suam suam kuku. 
  • Pastikan membilas dengan bersih karena ketombe dapat disebabkan oleh sisa sampo yang masih menempel di kulit kepala. 
  • Selalu gunakan kondisioner sehabis keramas agar rambut lembut, harum, dan kuat.

2. Gunakan masker rambut dan hair tonic
  • Gunakan masker rambut seminggu sekali untuk menjaga kesehatan dan kekuatan akar rambut. Masker rambut siap pakai banyak tersedia di toko-toko kosmetik. 
  • Pilihlah yang sesuai dengan jenis rambut Anda. Misalnya, sari alpukat untuk jenis rambut kering atau sari jeruk nipis untuk rambut berminyak dan berketombe. Untuk menguatkan akar rambut pilihlah yang mengandung ginseng. 
  • Gunakan masker setelah keramas, kemudian oleskan di sekitar rambut. Diamkan selama lebih kurang 15 menit, lalu bilas kembali menggunakan air bersih. 
  • Untuk membantu menguatkan akar rambut, manfaatkan serum antirontok atau hair tonic. Hair tonic dapat digunakan setiap habis keramas.

3. Rajin menyisir rambut
  • Rajinlah menyisir rambut minimal tiga kali sehari. Menyisir rambut sama halnya dengan melakukan pemijatan kulit kepala yang bermanfaat membantu kelancaran peredaran darah. Sebaiknya gunakan sisir plastik yang bergigi jarang untuk mencegah kerontokan rambut. 
  • Hindari menarik garis belahan rambut hanya pada satu sisi karena kerontokan bisa berawal dari garis belahan rambut.

4. Hindari rambut basah saat berjilbab
  • Jangan mengenakan jilbab saat rambut dalam kondisi basah sebab akan mempertinggi kadar kelembaban rambut yang menyebabkan rambut rontok. 
  • Biarkan rambut kering alami. Jika harus mengeringkan rambut dengan hair dryer,gunakan temperatur rendah dengan jarak 10-15 cm dari rambut.

5. Model rambut yang praktis
  • Hindari rambut terlalu panjang karena akan membuat kepala menjadi terasa lebih panas akibat kurangnya sirkulasi udara. 
  • Sebaiknya panjang rambut tidak melebihi 60 cm. 
  • Disarankan juga untuk menghindari model potongan rambut berponi. Poni bisa merepotkan Anda karena harus terus membereskan rambut-rambut poni yang keluar dari kerudung.

6. Jangan mengikat rambut terlalu keras
  • Bila rambut Anda panjang terurai, gunakan karet rambut yang tidak terlalu keras. 
  • Jepit rambut lebih disarankan karena tidak terlalu kuat menarik rambut. 
  • Hindari mengikat rambut terlalu kencang dan terlalu lama karena bisa membuat rambut patah dan rontok.

7. Pilih bahan jilbab yang nyaman
  • Pilih jilbab dengan bahan yang tidak panas dan nyaman digunakan. 
  • Jilbab berbahan katun atau kaus dapat menjadi pilihan untuk penggunaan sehari-hari. Bahan tersebut memiliki pori-pori yang dapat melancarkan sirkulasi udara bagi rambut. 
  • Gantilah kerudung setiap hari untuk menjaga kebersihan dan keharuman rambut.

8. Pilih warna yang tepat
  • Hindari warna jilbab yang gelap seperti hitam karena mudah menyerap panas. Hal ini dapat membuat wilayah kepala dan rambut menjadi lebih panas. 
  • Demikian juga dengan lapisan dalam kerudung. Pilihlah warna terang atau putih.

9. Kenakan model jilbab yang sederhana
  • Saat ini model jilbab sangat bervariasi dengan berbagai kombinasi warna dan bahan bertumpuk-tumpuk. Untuk pemakaian sehari-hari dengan tingkat aktivitas yang tinggi sebaiknya hindari pemakaian model jilbab bertumpuk seperti ini. 
  • Menggunakan jilbab lebih dari empat lapisan dapat memicu timbulnya keringat di kepala yang berkembang menjadi ketombe. 
  • Pada siang hari cukup kenakan jilbab yang terdiri atas dua lapis saja, yakni lapisan tipis sebagai dalaman (ciput) dan jilbab atau kerudung. 
  • Bagi perempuan pekerja, gunakan bahan lebih tebal untuk melindungi kulit kepala dari embusan AC yang dapat membuat rambut menjadi kering.
10. Jangan terlalu sering mengikat jilbab anda di bagian leher.
  • Udara yang keluar masuk ke rambut anda akan semakin menipis jika anda mengikat kerudung di leher. 
  • Kerudung sebaiknya dilepas hingga bagian tepinya menjuntai agar rambut mudah bernafas

Kemana Jilbab Cantik Itu?



Perjuangan untuk mengupayakan berjilbab adalah sebuah perjuangan jiwa dan raga. Bagi sebagian besar ukhti, awal pertama menegakkan hijab dengan berjilbab adalah perjuangan besar. Banyak sekali dari keluarga ukhti yang enggan mengizinkan anaknya perempuannya untuk berhijab sesuai syariat dengan berbagai alasan, diantaranya karena takut tidak bisa mendapatkan pekerjaan yang bagus, tak dapat jodoh, disangka teroris, dsb.

Aku tidak menyalahkan alasan seperti itu, tapi hanya menyayangkan jika ada keluarga yang berpendapat seperti itu. Aku paham mereka mungkin belum memahami arti penting dari perintah Allah untuk berjilbab. Rezeki itu datangnya hanya dari Allah, jika kita mau ikhtiar dan berdoa, pastinya Allah akan memberikan rezeki yang terbaik. Itu hal pertama yang harus diyakini. Jika khawatir tidak mendapatkan jodoh, itu bukanlah alasan yang tepat. Yang aku ketahui, sepreman-premannya laki-laki, pasti dia akan suka melihat seorang wanita berjilbab dan ada keinginan untuk menjadikan istrinya. Tapi jika dia sadar, akan berpikir, apakah wanita berjilbab itu mau dengan lelaki preman? Kecuali lelaki itu ber-azzam untuk berubah jadi lebih soleh dan meninggalkan ke-premanan-nya itu. Untuk yang disangka teroris, jangan takut selagi kita tidak melakukan kegiatan terorisme. Apakah dakwah terorisme? Apakah mengaji kegiatan terorisme? Emang apa standarnya terorisme? Ah...itu hanya pemutar balikan fakta dari pihak-pihak yang tidak senang dengan Islam. Lalu tidak inginkah mereka (orang tua/keluarga) mempunyai anak perempuan yang solehah? Yang bisa jadi aset berharga untuk masuk ke dalam surga?

Jangan bilang, ‘hari gini masih ngomongin jilbab atau hijab”. Sampai kiamat pun pembahasan ini wajib terus dibahas. Kenapa tidak? Toh, ini salah satu kewajiban yang datangnya dari Allah untuk wanita muslimah yang sudah baligh untuk mengenakan pakaian yang menutup aurat. Jadi kalo ada yang berpendapat ini hal yang ’basi’, mari sama-sama beristighfar.

Tuntutan Jilbab

Dengan berjilbab tidak hanya lahiriah yang dituntut pandai berhijab, tapi juga hati dan jiwa. Memang tidak mudah hati dan jiwa untuk ’dijilbabkan’, tapi hijab hati akan semakin tegak berjalan seiring hijab yang diupayakan secara fisik (berjilbab), karena jilbab memang HARUS memiliki dampak pada perilaku si pemakai.

Maka sering terdengar dengan ungkapan bahwa, jika melihat akhwat itu futur atau tidak, lihatlah dari jilbabnya. Jika jilbabnya makin seksi dari hari ke hari, bisa jadi dia sedang berada pada kondisi futur. Walaupun fenomena itu tidak selalu begitu, tapi kebanyakan yang kutemui ya seperti itu.

Dulunya ia seorang akhwat jilbab panjang yang ku kagumi karena ia cantik akan jilbabnya, namun kini buitr kekagumanku berguguran. Sambil melihatnya kini, aku seperti menelan pil pahit kekecewaan. Jilbabnya kini semakin tipis dan hanya menutupi kepala juga lehernya saja. Mansetnya pun kini raib dari yang biasanya ia pakai ditangan. Kaos kaki pun entah kemana ia tinggalkan, sehingga kaki indahnya kini terumbar begitu saja dilihat mata-mata liar penuh syahwat. Kini pakaiannya ketat tak karuan. Kadang saking parahnya hingga ku pikir apa bedanya ia berjilbab dengan tidak?

’Rabb, apa yang salah darinya? Atau mungkin dariku sebagai temannya? Lalaikah aku dalam mengingatkannya? Mengapa ukhti yang kucintai karena-Mu ini sedemikian berubah? Mudah-mudahan ukuran jilbabnya kini tidak membuatnya futur dan mementahkan segala hal yang telah dia ketahui selama ini. Semoga esok hari kami dapat bersama-sama menjadi lebih baik lagi. Amin’.

Bukan Men-JudgeAku tidak men-judge akhwat yang berjilbab pendek itu kadar imannya lebih rendah dibandingkan berjilbab panjang. Bukan! Tidak sama sekali! Memang siapa bilang akhwat berjilbab panjang yang terlihat dingin itu tak bisa jatuh cinta pada lawan jenis? Toh, mereka juga manusia yang punya hati, yang punya harapan dan perasaan. Siapa yang bilang mereka tidak pernah kecewa dan putus harapan? Tidak kawan, aku tidak menganggap akhwat berjilbab panjang adalah sosok sempurna jelmaan bidadari.

Tapi tahukah, ketika aku merasakan sendiri dengan hijab yang kukenakan (entah itu jilbab panjang atau pendek menurut orang lain, karena bagi akhwat yang berjilbab seksi aku bisa disebut berjilbab panjang, tapi bagi mereka yang bercadar atau memakai burqo’/burdah, aku pun bisa disebut akhwat berjilbab pendek, mudah-mudahan ga disebut jilbab seksi ya....) tuntutan untuk lebih ’semangat dan pintar’ menata hati itu lebih tinggi, ketimbang pertama kali aku berhijab dengan ukuran yang cukup pendek (proses awal).

Rasa malu untuk hal-hal yang tidak baik semakin besar. Pertanyaan, apa yang harus dilakukan lebih baik untuk dakwah semakin berhimpun dan banyak. Tuntutan untuk koreksi diri (muhasabah) semakin sering. Malu ketika belum bisa berbahasa Arab apalagi hafalan Qur’an-nya yang sedikit. Sangat malu ketika tak bisa menolong diri sendiri dan teman yang sedang ’down’. Sangat bersyukur ketika Allah masih mau menutupi aib-aib diri. Belajar ’menikmati’ segala cobaan yang datang. Lebih menikmati hidup dengan terus beraktivitas yang positif. Malu juga kalo ga bisa sukses dalam pendidikan. Malu juga ketika tidak bisa berinteraksi dengan baik. Malu ketika tidak bisa hidup sederhana seperti Rasul. Malu juga ketika tidak bisa menepati janji.

Pentingkah?
Girls, emang apa sih standarnya wanita seksi? Harus berpakaian ’tidak senonoh’ kah? Emang penting ya seksi itu?...ckckkck...please deh hari gini masih daging oriented! Maksudnya masih berorientasi pada tubuh yang mesti terlihat ’syuurr’...Emang ga kesian sama suaminya? (mungkin nanti bagi yang belum menikah) atau ga takutkah jadi bahan bakar neraka?

Setahuku, seksi itu ga mesti daging oriented You Know...!?
Setahuku, ketika wanita itu punya kecerdasan emosional, bisa mengendalikan emosinya, she is really seksi. Ketika dia punya passion, berani ‘menegakkan kepalanya’ dan pandangan yang tajam, she is really seksi. When she smart and natural with her personality, she is really seksi. Ketika dia bisa menundukkan pandangannya dan saat berdoa dengan sepenuh hati, she is really charming. When she has a lot of spirit dan giving much of love to all her friends, i think she really really sweet.

Jadi, mudah-mudahan konsep seksi-mu itu bisa berubah, walau perlahan. Percaya deh, yang sudah berjilbab aja masih merasa risih kalo ada yang secara diam-diam memperhatikan atau memotretnya di bis, sampe nutupin mukanya pake tas (andai pake cadar, pasti lebih aman), apalagi yang seksinya hanya sebatas daging oriented. Bisa kacau dunia!

Reward for My SelfSelain karena perintah Allah untuk berhijab, aku memaknai jilbab sebagai penghargaan untuk diriku sendiri. What i mean? Maksudnya, aku merasa diriku cantik kok (itu ga boleh disalahkan dan bukan narsis ya…, karena mustahil aku akan merasa tampan... n__n... bisa dibilang ”sakit”, hehe...). Maksudnya adalah ketika seorang akhwat sudah bisa berjilbab sesuai dengan ketentuan, pastinya ia tidak ingin keindahan fisiknya terlihat begitu saja oleh orang-orang yang tidak berhak. Berjilbab adalah bentuk penghargaan terhadap anugerah Allah kepada diri muslimah. Masa’ dihargai (bukan dihargain ya..! emang kita barang dagangan!) ga mau?

Seorang wanita akan lebih dihargai oleh laki-laki ketika dirinya telah bisa menghargai dirinya sendiri. Bisa menempatkan diri dalam berpakaian. Bisa membedakan yang mana baju tidur (lingerie) dan yang mana baju yang bisa dipakai ketika bertemu orang banyak. Sedih aja ngeliat wanita yang tak bisa membedakan jenis-jenis pakaian itu.Girls, se-ikhwan-ikhwannya lelaki pasti tergoda juga dengan wanita seksi walaupun terbilang kurang cantik, kecuali yang dilindungi Allah dan paham dengan hikmah dari nabi Yusuf yang menolak bujukan Zulaikha. Semoga banyak ikhwan-ikhwan yang benar-benar soleh dalam menghadapi keganasan berpikir saat ini. Karena kalo ga ada ikhwan soleh, ga ada jatah jodoh untuk akhwat solehah dunkz...hehe...just kidding tapi masuk akal kan...?

Kemana Jilbab Cantik Itu?



Perjuangan untuk mengupayakan berjilbab adalah sebuah perjuangan jiwa dan raga. Bagi sebagian besar ukhti, awal pertama menegakkan hijab dengan berjilbab adalah perjuangan besar. Banyak sekali dari keluarga ukhti yang enggan mengizinkan anaknya perempuannya untuk berhijab sesuai syariat dengan berbagai alasan, diantaranya karena takut tidak bisa mendapatkan pekerjaan yang bagus, tak dapat jodoh, disangka teroris, dsb.

Aku tidak menyalahkan alasan seperti itu, tapi hanya menyayangkan jika ada keluarga yang berpendapat seperti itu. Aku paham mereka mungkin belum memahami arti penting dari perintah Allah untuk berjilbab. Rezeki itu datangnya hanya dari Allah, jika kita mau ikhtiar dan berdoa, pastinya Allah akan memberikan rezeki yang terbaik. Itu hal pertama yang harus diyakini. Jika khawatir tidak mendapatkan jodoh, itu bukanlah alasan yang tepat. Yang aku ketahui, sepreman-premannya laki-laki, pasti dia akan suka melihat seorang wanita berjilbab dan ada keinginan untuk menjadikan istrinya. Tapi jika dia sadar, akan berpikir, apakah wanita berjilbab itu mau dengan lelaki preman? Kecuali lelaki itu ber-azzam untuk berubah jadi lebih soleh dan meninggalkan ke-premanan-nya itu. Untuk yang disangka teroris, jangan takut selagi kita tidak melakukan kegiatan terorisme. Apakah dakwah terorisme? Apakah mengaji kegiatan terorisme? Emang apa standarnya terorisme? Ah...itu hanya pemutar balikan fakta dari pihak-pihak yang tidak senang dengan Islam. Lalu tidak inginkah mereka (orang tua/keluarga) mempunyai anak perempuan yang solehah? Yang bisa jadi aset berharga untuk masuk ke dalam surga?

Jangan bilang, ‘hari gini masih ngomongin jilbab atau hijab”. Sampai kiamat pun pembahasan ini wajib terus dibahas. Kenapa tidak? Toh, ini salah satu kewajiban yang datangnya dari Allah untuk wanita muslimah yang sudah baligh untuk mengenakan pakaian yang menutup aurat. Jadi kalo ada yang berpendapat ini hal yang ’basi’, mari sama-sama beristighfar.

Tuntutan Jilbab

Dengan berjilbab tidak hanya lahiriah yang dituntut pandai berhijab, tapi juga hati dan jiwa. Memang tidak mudah hati dan jiwa untuk ’dijilbabkan’, tapi hijab hati akan semakin tegak berjalan seiring hijab yang diupayakan secara fisik (berjilbab), karena jilbab memang HARUS memiliki dampak pada perilaku si pemakai.

Maka sering terdengar dengan ungkapan bahwa, jika melihat akhwat itu futur atau tidak, lihatlah dari jilbabnya. Jika jilbabnya makin seksi dari hari ke hari, bisa jadi dia sedang berada pada kondisi futur. Walaupun fenomena itu tidak selalu begitu, tapi kebanyakan yang kutemui ya seperti itu.

Dulunya ia seorang akhwat jilbab panjang yang ku kagumi karena ia cantik akan jilbabnya, namun kini buitr kekagumanku berguguran. Sambil melihatnya kini, aku seperti menelan pil pahit kekecewaan. Jilbabnya kini semakin tipis dan hanya menutupi kepala juga lehernya saja. Mansetnya pun kini raib dari yang biasanya ia pakai ditangan. Kaos kaki pun entah kemana ia tinggalkan, sehingga kaki indahnya kini terumbar begitu saja dilihat mata-mata liar penuh syahwat. Kini pakaiannya ketat tak karuan. Kadang saking parahnya hingga ku pikir apa bedanya ia berjilbab dengan tidak?

’Rabb, apa yang salah darinya? Atau mungkin dariku sebagai temannya? Lalaikah aku dalam mengingatkannya? Mengapa ukhti yang kucintai karena-Mu ini sedemikian berubah? Mudah-mudahan ukuran jilbabnya kini tidak membuatnya futur dan mementahkan segala hal yang telah dia ketahui selama ini. Semoga esok hari kami dapat bersama-sama menjadi lebih baik lagi. Amin’.

Bukan Men-JudgeAku tidak men-judge akhwat yang berjilbab pendek itu kadar imannya lebih rendah dibandingkan berjilbab panjang. Bukan! Tidak sama sekali! Memang siapa bilang akhwat berjilbab panjang yang terlihat dingin itu tak bisa jatuh cinta pada lawan jenis? Toh, mereka juga manusia yang punya hati, yang punya harapan dan perasaan. Siapa yang bilang mereka tidak pernah kecewa dan putus harapan? Tidak kawan, aku tidak menganggap akhwat berjilbab panjang adalah sosok sempurna jelmaan bidadari.

Tapi tahukah, ketika aku merasakan sendiri dengan hijab yang kukenakan (entah itu jilbab panjang atau pendek menurut orang lain, karena bagi akhwat yang berjilbab seksi aku bisa disebut berjilbab panjang, tapi bagi mereka yang bercadar atau memakai burqo’/burdah, aku pun bisa disebut akhwat berjilbab pendek, mudah-mudahan ga disebut jilbab seksi ya....) tuntutan untuk lebih ’semangat dan pintar’ menata hati itu lebih tinggi, ketimbang pertama kali aku berhijab dengan ukuran yang cukup pendek (proses awal).

Rasa malu untuk hal-hal yang tidak baik semakin besar. Pertanyaan, apa yang harus dilakukan lebih baik untuk dakwah semakin berhimpun dan banyak. Tuntutan untuk koreksi diri (muhasabah) semakin sering. Malu ketika belum bisa berbahasa Arab apalagi hafalan Qur’an-nya yang sedikit. Sangat malu ketika tak bisa menolong diri sendiri dan teman yang sedang ’down’. Sangat bersyukur ketika Allah masih mau menutupi aib-aib diri. Belajar ’menikmati’ segala cobaan yang datang. Lebih menikmati hidup dengan terus beraktivitas yang positif. Malu juga kalo ga bisa sukses dalam pendidikan. Malu juga ketika tidak bisa berinteraksi dengan baik. Malu ketika tidak bisa hidup sederhana seperti Rasul. Malu juga ketika tidak bisa menepati janji.

Pentingkah?
Girls, emang apa sih standarnya wanita seksi? Harus berpakaian ’tidak senonoh’ kah? Emang penting ya seksi itu?...ckckkck...please deh hari gini masih daging oriented! Maksudnya masih berorientasi pada tubuh yang mesti terlihat ’syuurr’...Emang ga kesian sama suaminya? (mungkin nanti bagi yang belum menikah) atau ga takutkah jadi bahan bakar neraka?

Setahuku, seksi itu ga mesti daging oriented You Know...!?
Setahuku, ketika wanita itu punya kecerdasan emosional, bisa mengendalikan emosinya, she is really seksi. Ketika dia punya passion, berani ‘menegakkan kepalanya’ dan pandangan yang tajam, she is really seksi. When she smart and natural with her personality, she is really seksi. Ketika dia bisa menundukkan pandangannya dan saat berdoa dengan sepenuh hati, she is really charming. When she has a lot of spirit dan giving much of love to all her friends, i think she really really sweet.

Jadi, mudah-mudahan konsep seksi-mu itu bisa berubah, walau perlahan. Percaya deh, yang sudah berjilbab aja masih merasa risih kalo ada yang secara diam-diam memperhatikan atau memotretnya di bis, sampe nutupin mukanya pake tas (andai pake cadar, pasti lebih aman), apalagi yang seksinya hanya sebatas daging oriented. Bisa kacau dunia!

Reward for My SelfSelain karena perintah Allah untuk berhijab, aku memaknai jilbab sebagai penghargaan untuk diriku sendiri. What i mean? Maksudnya, aku merasa diriku cantik kok (itu ga boleh disalahkan dan bukan narsis ya…, karena mustahil aku akan merasa tampan... n__n... bisa dibilang ”sakit”, hehe...). Maksudnya adalah ketika seorang akhwat sudah bisa berjilbab sesuai dengan ketentuan, pastinya ia tidak ingin keindahan fisiknya terlihat begitu saja oleh orang-orang yang tidak berhak. Berjilbab adalah bentuk penghargaan terhadap anugerah Allah kepada diri muslimah. Masa’ dihargai (bukan dihargain ya..! emang kita barang dagangan!) ga mau?

Seorang wanita akan lebih dihargai oleh laki-laki ketika dirinya telah bisa menghargai dirinya sendiri. Bisa menempatkan diri dalam berpakaian. Bisa membedakan yang mana baju tidur (lingerie) dan yang mana baju yang bisa dipakai ketika bertemu orang banyak. Sedih aja ngeliat wanita yang tak bisa membedakan jenis-jenis pakaian itu.Girls, se-ikhwan-ikhwannya lelaki pasti tergoda juga dengan wanita seksi walaupun terbilang kurang cantik, kecuali yang dilindungi Allah dan paham dengan hikmah dari nabi Yusuf yang menolak bujukan Zulaikha. Semoga banyak ikhwan-ikhwan yang benar-benar soleh dalam menghadapi keganasan berpikir saat ini. Karena kalo ga ada ikhwan soleh, ga ada jatah jodoh untuk akhwat solehah dunkz...hehe...just kidding tapi masuk akal kan...?

Berapa Jumlah Bintang Di Langit?



bintang.jpgMalam ini saya lihat bintang di langit banyak bertaburan. Setelah sekian minggu langit tertutup awan, maka malam ini nampak indah.
Pertanyaannya: berapa jumlah bintang di langit?
Saya yakin pasti jawabannya tak terhingga. Tapi menurut Abunawas, yang jelas jumlah bintang di langit masih kalah dengan jumlah ikan di lautan.
Kok bisa?
Karena dari dulu hingga kini, kata Abunawas, jumlah bintang ya itu-itu saja. Sementara ikan di laut ribuan ton diambil tiap hari, toh masih ada hingga sekarang.
Menurut Anda?

Cinta Langit pada Bumi

Aku, adalah sebuah tempat yang paling atap dari atap-atapnya dunia. Aku sebuah ruang dimana anak-anak melayangkan layang-layangannya. Kata para penatapku, aku adalah yang maha luas, tanpa batas, lebih lepas dari lautan lepas. Ya, aku adalah Langit.

Aku berdiri pada sebuah takhta titah Tuhan. Ia-lah yang membuatku berdiri meski aku tak punya kaki dan tak punya daratan untuk kupijaki. Dia menciptakanku dengan enam masa serta tujuh lapis. Penduduk bumi bercerita melalui burung, bahwasanya aku indah. Dan menginsiprasi banyak orang. Demikian kata burung.


Aku dilahirkan oleh-Nya ketika cinta-Nya ia turunkan. Sejak itu, aku menjadi penguasa semesta jagad. Menjadi pengatur segenap benda-benda angkasa yang kumiliki di dalam tubuhku. Mengalahkan sang matahari yang terik menyinari. Mengalahkan terangnya purnama bulan. Mengalahkan bintang yang jatuh sekalipun. Mengalahkan komet-komet yang meluncur kian kemari. Juga mengalahkan beredarnya galaksi. Akulah pemilik mereka semua, hingga akulah penguasanya. Meski aku hampa, tapi dengan kehampaanku itulah mereka—galaksi-galaksi—ada dan beredar. Coba bayangkan alam semesta ini tanpa langit, tanpa adanya ruang. Tentu takkan ada yang namanya kehidupan. Yang ada hanya padat. Misteri. Dan takkan ada imaji-imaji manusia tentang astronomi. Untung Allah yang Maha Tinggi menganugerahkan ledakan Big Bang untuk memberikan kehidupan. Memberikan kehidupan pada benda-benda angkasa dengan silih berganti bergerak, beredar, berdzikir mematuhi titah Tuhannya.

Di Bimasakti, aku banyak memiliki harta. Harta Langit, demikian ku menyebutnya. Dan mereka menggantungkan tanggung jawabnya padaku. Harta langitku itu adalah Bulan, Bintang, Matahari, Awan, Burung, Pelangi, Angin, dan hartaku yang paling indah dan kucinta adalah Bumi. Entah kenapa aku jauh lebih mencintai si planet biru ini di Bimasakti ketimbang hartaku yang lain. Mungkin karena di Bumi ada berjuta anugerah indah yang begitu menggugahku, yang membuatku tersenyum, nyengir, dan tertawa. Bumi, yang di dalamnya terdapat air, terdapat udara segar, juga Bumi terdapat pemandangan indah yang menyejukkan mataku: Laut, Gunung, Bukit, Pematang, Daratan, Sungai, Juga tumbuh-tumbuhan yang melimpah disana. Burung juga pernah bercerita padaku bahwa di bumi adalah satu-satunya planet yang memiliki kedihupan. Di Bumi, kata si Burung, terdapat yang namanya Manusia. Sosok yang mungil, yang pintar, cerdas, namun kadang juga pemalas. Sang burung juga berkata bahwa di Bumi banyak yang mengagumiku...

Aku makin mencintai Bumi yang sepertiganya adalah Laut yang berwarna biru itu. Karenanya aku melindungi bumi dan seisinya dengan atmosfer-ku dari dari panas Matahari langsung yang bisa menghancurkan kelangsungan hidup Bumi yang kucinta. Saat ini panas Matahari masih bisa kutahan untuk menjaga Bumi. Aku tak tahu jika suatu saat nanti apakah aku masih bisa menjaga Bumi jika suatu saat Matahari meningkatkan panasnya. Jika Matahari meningkatkan panasnya, maka bisa-bisa atmosferku akan mati, dan tidak bisa lagi melindungi Bumi. Kuharap, akan begini terus adanya...

Aku sering memberi hadiah untuk Bumi. Ketika Allah menyuruhku untuk menurunkan rizki ke atas bumi, maka seketika itu aku menurunkan limpahan hujan untuk Bumiku. Aku menjatuhkan curahan cintaku yang kututur lewat hujan. Hujan, yang nantinya akan membahagiakan Laut dan Sungai karena kuisi dengan air Langit. Hujan, yang nantinya akan menyuburkan daratan. Membuat sang melata tersenyum. Membuat sang Tumbuhan tumbuh subur. Dan dengan hujanku juga Manusia Bumi bersyukur. Dengan hujan, kukucurkan cinta untuk Bumi.

Aku tidaklah bisa berbicara langsung kepada bumi yang kucinta, karena jarakku begitu jauh sehingga suaraku takkan mungkin terdengar. Jadi, aku hanya bisa mengaguminya. Hanya bisa mencintainya dari kejauhan. Ku tak tahu apakah Bumi juga mencintaiku. Kuharap ia juga mencintaiku.

Kadang aku menitipkan sebuah pesan cintaku melalui seorang perantara: yakni Burung, sahabatku yang paling baik. Teman kecilku yang satu ini memang baik. Kukatakan pada Burung, ”Burung, sampaikan padanya, bahwa aku mencintainya. Begitu mencintainya. Sampaikan juga salamku untuk si Daratan, Laut, untuk Air, Gunung, juga untuk Manusia-manusia di Bumi...”

Dan seketika sang Burung dengan kepakan sayapnya terbang, menyusui udaraku, merambah jantungku. Dan tibalah ia di daratan. Dan Burung sampaikan pesanku itu. Dan ketika itu, peraduan cintaku merona. Lihatlah Langit senja yang kemerah di barat! Itulah pipiku. Pipi cintaku. Yang merona...

Namun, tak selamanya aku bisa tersenyum dan merona. Ada kalanya dimana aku cemberut, sayu. Ketika sang Burung, sahabat mungilku itu tak kunjung datang kepadaku dan menitipkan pesan cinta. Burung pernah bercerita, katanya ia sudah lelah menjadi penghantar cintaku. Ia sudah lelah terbang ke Langit dan mendarat ke Bumi. Ia capek, harus mengepakkan sayap kecilnya sejauh ratusan kilometer demi menghantar pesan cintaku.

”Sorry Langit, jangan sering-sering dong nyuruh aku mengantar pesen cintamu... capek tau! Aku kan kecil. Jarak kamu dengan Bumi jaug bengeeet! Afwan ya Langit, aku nggak selamanya bisa menjadi pengentar kata cintamu. Menjadi perantaramu menuju kekasihmu...” demikian kata si Burung.

Mendengar kata si Burung, sejadinya aku menangis. Harus bagaimana lagi aku mencintaimu, Bumi??? Memaksa burung untuk menuruti perintahku sangat tak mungkin lantaran ia sahabat yang harus kumengerti keadaannya. Burung sahabat baikku. Aku tak ingin lagi membuat Burung susah gara-gara aku. ”Hik... hiks... hik...” aku menangis. Kujatuhkan gerimis. Kuharap di Bumi, Laut dan Darat bertanya seperti ini, ”Langit, kamu kenapa menangis?”

Akhirnya, aku mencari jalan lain untuk mencurahkan kerinduanku pada sang Bumi. Aku mencari sosok yang bisa diandalkan untuk mengantar pesan cintaku kepada Bumi. Sosok yang tidak akan menyusahkan dirinya bila kuminta pertolongan padanya. Lantas, pilihanku itu jatuh pada sang Angin. Tentu Angin takkan keberatan membawa kata cintaku untuk Bumi. Karena tentu takkan sulit baginya meniupkan kata cinta ke telinga Maha Indah Cintaku, Bumi. Alhamdulillah, Angin pun tidak keberatan ketika kuminta ia sebagai pengganti sang Burung.


Hari ini, Angin langsung membawa pesan cinta yang kuberi untuk Bumi. Dan dengan hembusannya, sang angin dengan mudah membisikkan kata cinta untuk Bumiku. Ya, Angin menghembuskan kata cintaku...

”Duhai Daratan dan Laut... sang Langit mencintaimu... dia akan selalu menjagamu, melindungimu, apapun yang terjadi... janganlah kau sedih karena Langit akan terus bersamamu. Cakrawalanya akan menaungi indahmu. Dan sore nanti, lihatlah di baratmu! Langit akan tersenyum dan merona untukmu. Untukmu duhai Bumi...” bisik Angin.

Usai Angin membisikkan kata cinta itu, aku pun tersenyum. Dan aku kembali merona. Indah dunia rasanya. Damai dalam dada. Aku ingin mencintainya... selamanya...

Namun ada penyesalan pada akhirnya. Karena baru kuketahui ternyata Angin adalah sosok yang tak bisa menjaga rahasianya. Rupanya ia bawel. Ia dengan mudah berhembus bercerita kepada saudaraku si Awan bahwa aku mencintai Bumi. Lantas kemudian si Angin bercerita lagi kepada sang Pelangi, kepada sang Udara, kepada sang Senja, kepada sang Waktu juga, bahwa aku mencintai Bumi. Jadilah akhirnya hari itu aku menjadi gosip paling hangat di jagad Bimasakti.

Hari berganti hari. Hingga akhirnya sampailah berita itu ke telinga sang Bintang dan sang Bulan. Inilah yang paling kutakutkan. Karena kutahu Bintang dan Bulan juga mencintaiku, mencintai Langit. Kutakut mereka berdua akan marah padaku. Sesungguhnya aku tak ingin membuat Bulan dan Bintang menangis karena aku mencintai yang lain...



Suatu hari Bulan mandatangiku, dan berkata,

”Langit... Langit kok gitu sih? Padahal Bulan kan cinta mati ama Langit... kenapa Langit malah milih Bumi, Ngit? Kenapa? Apa kurang teduh cahaya yang Bulan kasih di setiap malam? Apa kurang senyum Bulan untuk Langit ketika Bulan sedang sabit? Apa salah Bulan, Langit? Apa Hik.. hik...”

Bulan menjelaskan padaku berulang kali. Dengan tangisnya ia luapkan isi hatinya. Ia benar-benar cinta mai rupanya padaku. Tapi ya bagaimana, aku tak mencintainya. Akhirnya yang bisa kuberi pada Bulan adalah sebuah sekaan untuk tangisnya. Ku lap tangis sang Bulan, sahabatku. Dan lantas kupeluk ia,

”Duhai Bulan... Bulan yang Langit sayang. Maafkan Langitmu ya... maafkan jika Langitmu ini selalu seakan memberi harapan untukmu. Ketahuilah, itu adalah wujud cintaku untuk sahabatku. Bulanku, jangan bersedih ya... Bulan selalu ada kok di hati langit. Selalu ada. Garis tangan tergambar, Langit nggak bisa menentang-Nya. Langit lebih mencintai saudara Bulan, yakni Bumi. Sekarang yang tegar ya... maafi Langit! Maaf... untuk semua kesalahan Langit. Jangan nangis lagi. Jangan ngambek. Inilah takdir Allah, Bulan. Tapi Langit akan tetap menyayangi Bulan sebagai sahabat langit yang paling indah...”

Demikian yang kukatakan pada sang Bulan. Kulapaskan pelukanku. Dan kulihat cerah wajahnya, wajah ketegaran sang Bulan. Satu yang paling kusuka dari Bulan ialah, senyumnya... senyum ketegarannya...





Malam pun tiba. Aku membentangkan selimut hitam di cakrawalaku. Bulan masih enggan untuk bersanding denganku, katanya ia ingin menyendiri dulu. Namun lain dengan Bintang, malam ini bintang hadir dengan kilaunya yang bertabur di sisi-sisi gelapku. Aku tersenyum atas keindahan sang bintang-gemintang malam ini. Namun aku langsung dihadapkan pada ucapan Bintang yang membuatku tersentak,

”Bintang benci Langit!” ucap bintang keras dengan nada ngambek.
”Kenapa?” jawabku.
”Pokoknya Bintang benci!!!” lanjutnya.
Aku terdiam.
”Langit udah menghianati cinta Bintang selama ini. Tahukah Langit, Bintang ini cinta ama Langit. Dalam diam Bintang, Bintang mencintai sepenuh hati. Dan Bintang berharap Langit menjadi pendamping Bintang. Apa kurang kesetiaan Bintang selama ini menemani Langit di setiap malam? Apa kurang cahaya Bintang ini, Ngit? Sakit banget Ngit rasanya hati Bintang. Sekarang rasanya percuma. Percuma kasih dan sayang dan pengorbanan Bintang untuk Langit selama ini. Langit bohong! Langit selalu nyakiti hati Bintang. Bintang benci Langit...” terang Bintang menjejaliku dengan kata-kata itu.
”Bukan begitu Bintang...” aku mencoba menjelaskan, namun Bintang kembali memborong kata-kataku.
”Apanya yang bukan begitu? Langit mau minta maap? Nggak ada guna! Bintang sudah sakit! Ternyata Langit lebih memilih Bumi yang nggak pernah memberi apa-apa untuk Langit. Langit itu bego banget sih. Apa hebatnya Bumi??? Ha?” nanar dan kasar. Aku mulai sedikit kesal dikatakan Bintang bodoh. Dia juga menghina Bumiku.
”Jaga mulut Bintang ya... nggak sopan!” ucapku.
”Kenapa? Mau apa? Apa peduli Langit? Bintang udah mencintai Langit adanya. Tapi apa? Apa Langit mencintai Bintang?”
”Wallahu ’alam...”jawabku sekenanya. Kesal.
”Baiklah. Bintang nggak kan pernah lagi mencintai Langit. Bintang nggak kan maafin Langit. Bintang bersumpah. Bintang benci Langit selamanya! Tunggu aja, akan Bintang balas sakit ini. Tunggu dendam Bintang, Ngit!”



Ternyata, Bintang kini telah membenciku adanya. Ia benar-menar murka padaku. Ia marah. Ia lantas memerintahkan saudaranya, sang Matahari—Bintang yang yang paling terang di Bimasakti—untuk menghancurkan Bumiku dengan panasnya. Tentu saja, Matahari menuruti perintah Bintang, karena Matahari kan juga adalah Bintang.

Oh, tidak. Ini petaka untuk kekasihku. Bumiku bisa mati terbakar. Bintang memang kejam. Ia ingin membunuh kekasihku...



Sang Matahari dari hari ke hari makin meningkatkan pijar-nya yang begitu cerah. Kontan aku langsung melindungi, seperti janjiku, selamanya aku akan melindungi sang Bumi yang kucinta. Agar panas matahari tak bisa membakar Bumi, kutingkatkan kandungan zat dalam atmosferku yang melingkupi Bumi, Ozon, Nitrogen, Helium, dan lain sebagainya. Namun Matahari tanpa ampun terus mengeluarkan panas yang membara. Aku rela. Aku rela membakar diriku untuk Bumi. Demi Bumiku, aku rela mengorbankan diriku. ”Ya Allah, beri aku kekuatan... kekuatan untuk terus melindungi, mencintai, dan menjaga kekasihku Bumi.” doaku.

Hari demi hari. Terus kulindungi Bumi. Matahari tak henti berpijar membakar seantero mayapada. Aku terus bertahan. Dan dari Bumi, terlihat aku berwarna biru. Karena penghamburan cahaya matahari yang begitu sengat, lantas menempa awan, kemudian terbias olehku dan menciptakan spektrum warna biru. Seperti hukum yang dikemukakan John F Tyndall. Ya, yang tadinya aku tak berwarna, sekarang aku berwarna biru karena sinar Matahari tegak menyengat. Kudengar melalui Angin, bahwa di Bumi, Laut berkata...

”Langit, aku juga mencintaimu. Aku kagum dengan warnamu. Semakin hari warnamu semakin biru. Seperti warna Lautku. Teruslah mencintai Bumi. Dan aku juga mencintaimu…” Laut menghembuskan kata cintanya ke relung Langitku.

Bumi agaknya bahagia dengan aku yang kini memiliki warna. Tapi mereka tidak tahu aku berwarna biru karena cinta. Aku menjadi biru karena bertahan atas nama cinta. Aku tak ingin Bumi tahu bahwa biruku ini karena melindunginya dari Matahari. Biarlah Allah saja yang tahu pengorbanan cintaku. Biarlah aku sakit demi kekasihku tersenyum melihatku indah, melihatku biru, melihatku memesona. Meskipun ia tidak tahu bahwa aku disini tersiksa, menahan panas yang niscaya bisa membunuhku...

Dalam hati aku berkata,

”Selagi kau lihat aku masih biru, maka selagi itu pulalah cintaku masih bersemi untukmu. Selagi dapat kau lihat warnaku, maka selagi itu pulalah aku mencintaimu. Duhai Bumi... kalaupun nanti aku mati, cintaku..., kekal untukmu... abadi selamanya...”

Epilog:




”Bertasbih kepadanya apa yang di langit dan bumi. dan Dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. Al-Hasyr : 24)

”Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa: kemudian Dia bersemayam di atas ´arsy. Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan apa yang keluar daripadanya dan apa yang turun dari langit dan apa yang naik kepada-Nya. dan Dia bersama kamu di mama saja kamu berada. dan Allah Maha melihat apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Hadid : 4)

Begitu banyak ayat Allah yang menyebutkan Langit dan Bumi secara bersama. Banyak ayat yang menyandingkan Langit dan Bumi antar satu ayat. Inilah, garis tangan cinta yang Allah gambarkan dalam Al-Qur’an. Langit dan Bumi.



Jika kita ingin melihat cinta Langit dan Bumi, maka suatu hari pergilah ke suatu bukit yang tinggi, atau pergilah ke sebuah pantai atau demaga pelabuhan. Tunggulah waktu senja tiba. Maka senja akan bertutur kepadamu tentang cinta mereka di ufuk barat. Kan kau lihat titik temu antara Daratan dan Langit, disitu mereka mengadu cinta. Kan kau lihat juga di Laut, di penghujung titik mata memandang, di titik itulah, Laut dan Langit memadu cinta. Biru mereka bertemu. Sang bayu menjadi saksi peraduan cinta itu. Dan perlahan gurat merona menyembul di pipi Langit. Pipi cinta. Dan ketika itu Burung tertawa...

Apakah secara fisik Langit itu ada? Tentu tidak! Langit itu tak ada, ia bersemayam tanpa batas. Ya, warna birunya lah yang membuat kita menyebutnya Langit. Warna birunya lah yang membuat ia ”ada”. Dan warna biru Langit ada karena cinta. Karena cinta yang dengan tulus, dengan penuh pengorbanan ia berikan untuk Bumi. So, jadilah seperti Langit!

”Biarlah aku merasakan derita ini. Sampai kapanpun aku akan terus mencintaimu wahai Bumi... aku ingin melihat kau tersenyum menatap indahnya biruku...”

* * * * *

Oleh Putra arliansyah
Dahulu kala Langit itu bukan Biru...

kumpulan-foto-oke (Dari temanku)

Nidha(me), Chiel, Dhinar, Ravira, Dhede

Snow Girl part 1

Hy all, sekarang aku mau posting tentang temen2 SMP aku... Mungkin kurang lengkap tapi aku berusaha ngelengkapin data ini semaksimal mungkin... SELAMAT MEMBACA
1. Annisa
Alma&Icha,Annisa/icha
Nah, yang di atas itu fotonya Annisa biasa di panggil Icha... ini biodatanya
Nama : Annisa
Panggilan: Icha
TTL: 22 November 1998
Twitter: http://twitter.com/#!/icha_marica / icha_marica
Dia anak yang simpel, baik, ramah dan lumayan sabar....


2. Ajeng Farihah Aulia Zein


 Ajeng

Sekarang aku mau kasih tau profil ajeng... yang nama lengkapnya cukup panjang, nah ini profilnya
Nama: Ajeng Farihah Aulia Zein
Panggilan: Ajeng/ Jeng A
TTL: 21 November 1998
nah yang ini, anaknya baik bgt... cerewetnyaaa ya allah, tapi dia pinter, senang berbagi ilmu pokoknya banyak kelebihannya.


3. Bintan Insani
Sekarang aku mau post tentang teman aku lagi niiih... Nah, Ini Biodatanya
Nama: Bintan Insani
Panggilan : Bintan/Kak Bintan
TTL: 15 Desember 1997
Facebook: http://www.facebook.com/prinsaforeva / Insani Intan
Twitter: http://twitter.com/#!/MJPrinsa / MJPrinsa
Nah, kalau temen aku yang satu ini, BIG FANS-nya Michael Jackson... Dia suka banget ngegambar Michael Jackson, Di laptopnya isinya lagu MJ semua.. Widiiiih Give Applouse

4. Chelsea Soraya Razy
Chelsea
Nah, Temen aku yang ini namanya sama kayak grup sepak bola yang terkenal sepanjang sejarah persepak bolaan dunia , apa lagi ini musuhnya MU *pasti yang ngerti bola tau
Nama: Chelsea  Soraya Razy
Pangggilan : Chelsea
TTL: 5 Juni 1998
Twitter: http://twitter.com/#!/chelsea_aya98 / chelsea_aya98

5. Deliana Natasya Salsabila
 Tasya
Sekarang, aku mau ngenalin temen aku yang namanya bagus banget, dia ini orang aslinya orang kalimantan. mukanya cantik deh, arab-arab gimana gitu, nih biodatanya
Nama : Deliana Natasya Salsabila
Panggilan : Tasya
TTL : 20 September 1998
Twitter : http://twitter.com/#!/NatsNatasya / natsnatasya

6. Dinar Husna Hayati                             
Dinar

Nahh, Sekarang temen aku yang namanya Dinar atau dia lebih suka di panggil Dhinar... Ni, profilnya
Nama: Dinar Husna Hayati
TTL: 28 Februari 1998

7. Farah Nadya Arvenila
Nahh All, Aku mau posting tentang Nadya... Tapi aku minta maaf bgt.. karna dia gak punya FB, Twitter, maupun Blog.. jadi aku gak bisa kasih foto dia ke kalian.. Aku cuma bisa cerita deh ke kalian,
Nama : Farah Nadya Arvenila
TTL: 1 Desember 1997
Nah, nadya tuhh anak yang pinter *menurutku... dia renking 3 dan pernah ranking 2 .. ckckckck, dia juga baik dan gak pilih2 temen

8. Farhanah Rofifah
Farhanah 
Kalau ini namanya Farhanah, anaknya lucu dan sabar.... Nah ini profil lengkapnya,
Nama : Farhanah Rofifah
TTL: 13 Desember 1998
Nah, anak yang satu ini simpel aja, dia gak banyak ngomong tapi orangnya asik, setia kawan dan baik banget

9. Fitria Sistia Ningrum
Fitri
Kalau ini Fitri.. anaknya lucu lhoo... nah ini profilnya,
Nama: Fitria Sistia Ningrum
TTL: 26 Januari 1999
Facebook: http://www.facebook.com/fitria.sistian?sk=wall / Fitria HyohunnieSone ever
Fitri anaknya Baik dan Lucu... Kalau dia ajak bercanda seru banget...

10. Ganis Alma Latifa
Alma 
Kalau yang ini namanya Alma.... Nah, sekarang aku mau kasih tau profilnya
Nama: Ganis Alma Latifa
TTL: 1 agustus 1998
Twitter: http://twitter.com/#!/AA_Alma / AA_Alma
Nah, alma itu anak yang baik, cantik pula...

11. Goesnia Farah Dewi
Nia
Kalau yang ini namanya Nia.... Nah, aku mau berbagi profilnya, ayo kita lihat..
Nama : Goesnia Farah Dewi
TTL: 20 Februari 1998
Twitter: http://twitter.com/#!/niafd / niafd
Kalau yang ini .. anaknya aktif di dunia MAYA.. kerjaannya OL mulu, tapi baik ko anaknya

12. Halimah Harahap

Halimah
Nah, kita masuk ke absen 12... ini dia teman aku yang ada keturunan *Bule* namanya Halimah.. menurut aku dia paling putih di kelas, paling jago bahasa inggris dan paling baik.. Nah ni biodatanya
Nama: Halimah Harahap
TTL: 30 Januari 1999
Facebook: http://www.facebook.com/Halimah.Harahap / Halimah Harahap
Twitter: http://twitter.com/#!/halimahrp / halimahhrp
Kalau ini, temen aku yang paling menguasai teknologi... dia emang jago teknologi tapi dia ga penggila Dunia Maya.... dan ga gila OL, dia baik dan mau berbagi informasidan cara pemakaian teknologi *kalau ada yang gak bisa*...

13. Idzni Rusydina Elyahya
Idzni 
Kalau yang ini namanya Idzni.. Anaknya imut banget dan ini dia Profilnya....
Nama: Idzni Rusydina Elyahya
TTL: 22 Juli 1998
Twitter: http://twitter.com/#!/idznii /idznii
Idzni anaknya baik dan pinter... Anaknya lucu dan imut... wahhhh, dia penggemar korean Movie *hehe

14. Juwita Rahma Putri
Juwita
Nah, sekarang kita masuk ke absen 14.. Ini Juwita, dia anak yang baik dan cantik
Nama: Juwita Rahma Putri
TTL: 10 Oktober 1998
Facebook: http://www.facebook.com/juwita.putri / Juwita Rahma Putri
Twitter: http://twitter.com/#!/juuwitaa /Juuwitaa
Juwita ini anaknya lucu dan humoris banget, kelas bakal sepi kalau gak ada humor dari dia

15. Kamila Firdausy Khalidin
Kamel
Sekarang kita masuk ke absen 16, di sini ada Kamel... Temen-temenku bilang Kamel mirip sama Cut Meyriska, itulohh vita yang di arti sahabat , ini fotonya.. menurut kalian mirip gak?
Itu tergantung kalian ya, nganggep ini mirip apa enggak..... sekarang aku mau kasih biodatanya..
Nama: Kamila Firdausy Khalidin
TTL: 13 September 1998
Twitter: http://twitter.com/#!/Mila_sskamila / Mila_sskamila
All, tau gak.. si kamel ini fans beratnya ST12 lhoo, walaupun JB jd Tranding Topic masyarakat.. walaupun 1 kelas aku suka KOREA tetep aja ST12 di hatinya.. widihhh, Hujan badai tak mampu menggoyahkan hati si ST setia .. ckckck

16. Khansa Fatihah Muhammad
Khansa
Sekarang aku mau update tentang temen aku yang lain "Khansa"....
Nama: Khansa Fatihah Muhammad
TTL: 28 Desember 1998
Facebook: http://www.facebook.com/imako.ecers /Khansa Fmuhammad
Twitter: http://twitter.com/#!/Ann_Fatiha / Ann_Fatiha
anaknya baik dan kalem bgt....

17. Nazifah Ratsanjani
Inaz
Masuk ke absen 17... Tetereeettt, Inaz... Nah, ini anak yang selalu netral, gak pernah memihak siapapun kalau lagi ada yang berantem.. ini biodatanya
Nama: Nazifah Ratsanjani
TTL: 19 Maret 1998
Twitter: http://twitter.com/#!/inaz_jani / inaz_jani
Wahhh, kita udah mau mencapai tahap FINISH.... inaz itu baik, sabar dan paling dalem agamanya .. *keren deh

18. Nida Isti 'Azah
Nida
Nah, sekarang masuk ke absen 18... sekarang giliran aku, maaf kalau kalian enek liat muka aku yang rada-rada *walaupun begini tetep bersyukur* nah ini biodataku
Nama: Nida Isti 'Azah
TTL: 22 Maret 1998
Facebook: http://www.facebook.com/profile.php?id=100000069314177 / Nida Isti Azah
Twitter: http://twitter.com/#!/nidnidha / nidnidha
Blog: http://nidhadha.blogspot.com/
Kalau tentang aku... mm, aku gak bisa nilai diri aku sendiri.... jadi tanya temen2 aku ya ^^

19. Rafidah Azzar Dea
Dea
 Masuk absen 19.. namanya Dea, anaknya Cantik, Pinter, Baik.... Perfect, Anaknya gak pilih2 temen.. Rata2 anak kelas aku pada IRI sama DIA ^termasuk aku^ nah, ini profilnya
Nama: Rafidah Azzar Dea
TTL: 6 Februari 1998
Facebook: http://www.facebook.com/profile.php?id=1414644161 / Rafidah Azzar Dea
Twitter: http://twitter.com/#!/ddhheeyy / ddhheey
Blog: http://rereatoo.blogspot.com/
Nah... sekian tentang dea

20. Salszabee Azura  Amir
Salszabee
Masuk absen 20, kalau yang ini anaknya kalemmmmm dan baik banget.. menurutku dia ramah, beruntung banget bisa temenan sama dia, ni profilnya.
Nama: Salszabee Azura Amir
TTL: 5 April 1998
Facebook: http://www.facebook.com/Skanbeeforeva / Salszabee Azura Amir
Twitter : *aku gak tau alamatnya"
Blog: *aku lupa, tar kalau inget aku kasih tau*
Maaf info tentang salszabee kurang lengkap...

21. Syifa Karimah
Ezka/ Syifa 
Piddiiipp *gaje*.. kita masuk ke yang berikutnya, ini syifa atau ezka... dia di juluki "SI JAGO NGE-DANCE" karna dia jago banget nge-dance, kalau udah nge-dance sekelas bakal hening dan tepuk tangan.. Nah, ini biodatanya
Nama: Syifa Karimah
TTL: 29 Mei 1998
Facebook: http://www.facebook.com/profile.php?id=100001083254998 / Syifa Karimah
Twitter: http://twitter.com/#!/syifa_ezka / syifa_ezka
Blog: http://syifa-ezka.blogspot.com/
Nah.. sekian profil Ezka

22. Syifa Aulia Mardhiati
Aulia
Absen berikutnya... sabar ya all tinggal 2 lagi ko, sabar yaa... kalau ini aulia atau bisa dipanggil Aul.. dia baik, cerewet, narsis, imut, pede... Nah,ini profilnya..
Nama: Syifa Aulia Mardhiati
TTL: 29 Maret 1998 *sama kayak inaz*
Facebook: http://www.facebook.com/profile.php?id=100000443907906 / Syifha Qhuu
Twitter: http://twitter.com/#!/Qhuu_Aulia / Qhuu_Aulia
sekian tentang aulia...

23. Vira Nurul Fadhila
Vira

Kalau ini namanya VIRA..... langsung aja ke biodata yuuuk
Nama: Vira Nurul Fadhila
TTL: 30 Juli 1998
Twitter: http://twitter.com/#!/Viraravira / Viraravira
dia ini sahabat aku dari TK lhooo... sampe sekarang kita masih deket, dia anak yang baik da periang

24. Zairina Firstya Arsanti
Tya

Sampai kita di pemberhentian terakhir......kita langsung ke Profil, tancap gass yuuk
Nama: Zairina Firstya Arsanti
TTL: 31 Maret 1998
Facebook: http://www.facebook.com/profile.php?id=1285870158 / Zairina Firstya Arsanti
Nah, Tya ini anaknya baiik dan kalem banget... hobi main game, anaknya sabar dan pinter lhoo

HOREEE, FINISH... makasih ya udah mau baca... sekarang kita udah selesai.. Inilah SNOW GIRL, keluarga kecilku di sekolah tercinta SMPIT "Thariq Bin Ziyad"... I love you my Snow Girl, terimakasih atas cinta yang udah kalian kasih buat aku.. membuat aku berarti saat berada di dekat kalian... Byee :** ^^